Rabu, 09 Januari 2013

Tugas Softskill : Cerita Pendek ‘Yang tak dapat Terlupakan’



Awal cerita ini di mulai ketika saya berjalan pada akhir pekan di sebuah pusat perbelanjaan di sudut ibu kota. Tujuan saya di pusat perbelanjaan itu ialah untuk menuju toko buku. Saya adalah seorang yang sangat menggemari benda yang bernama ‘buku’. Bagi saya buku adalah jendela kehidupan dimana dalam buku apapun jenisnya terdapat pengetahuan atau inspirasi yang biasa saya dapatkan. Walaupun tak dapat di pungkiri di umur saya yang telah beranjak 22 tahun ini dan sudah memasuki usia dewasa, saya masih menggemari buku komik. Tapi biarpun komik merupakan buku favorit saya tetapi mata saya pun selalu pada buku yang menurut saya dapat memberikan saya inspirasi dalam hidup ini sebut saja buku berbau politik, sejarah, keagamaan, novel, kumpulan humor, kumpulan puisi, majalah, tabloid, arkeologi, tokoh nasional, tokoh revolusi, filsafat, dan sebagainya.
Pada saat saya hendak mengambil buku yang hendak saya beli, mata saya pun tertuju pada suatu gadis berparas cantik, rambut lurus, mata bulat dan berhidung mancung yang hendak mengembalikan buku pada tempat yang paling atas. Saya pun menghampiri gadis itu dan membantunya mengembalikan bukunya di tempat paling atas. Ia pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya dan langsung bergegas pergi dengan muka tersipu dan tersenyum. Saya pun kembali mencari buku yang hendak saya beli.
Ketika saya hendak membayar buku yang saya beli, saya pun berpapasan kembali dengan gadis itu. Kami pun saling berpandangan dan ia pun melontarkan senyum indahnya kepada saya. Saya pun menyuruhnya membayar terlebih dahulu dan ia pun menyuruh saya pula untuk membayar terlebih dahulu. Namun pada akhirnya ialah yang membayar terlebih dahulu. Setelah ia membayar barulah saya yang membayar buku saya.
Ketika hendak keluar saya pun melihat gadis itu menunggu saya di depan toko buku. Ia pun menyapa saya dan mengajak saya berkenalan. Kami pun berkenalan dan setelah saya ketahui wanita itu bernama Milia. Kami pun mengobrol dan berbincang sembari berjalan menelusuri pusat perbelanjaan bersama. Setelah lama berjalan sambil berbincang Milia pun mengajak saya masuk pada satu restoran dimana kami berdua pun makan. Pada saat makan Milia pun tersenyum memandangi dan menatap saya dengan sangat lama. Awalnya saya tidak merasa risih dengan senyumannya, tetapi lama kelaman saya merasa ada yang janggal dengan senyumnya itu. Saya pun merasa resah dan salah tingkah karena Milia menatap saya dengan sangat lama.
Pada saat saya sedang asyik makan dengan spontan Milia pun membersihkan noda makanan di wajah saya dengan menggunakan tissue. Sontak saya pun tergerak kaget bukan kepalang karena wanita yang baru saya kenal sudah seperti orang yang sudah lama mengenal saya. Saya pun terdiam menatap Milia dan ia pun membalas tatapan saya dengan senyuman. Saya pun berinisiatif meninggalkannya karena ditakutkan ada rasa-rasa yang membuat saya semakin ingin mengenalnya lebih dalam dari seorang teman. Dan saya tidak ingin menyakiti perasaan kekasih saya. Pada akhirnya saya pun hendak bergegas pulang dan ia pun memegang tangan saya dan menahan saya agar tidak beranjak dari tempat dan menemaninya. Dengan tiba-tiba ia pun berdiri dan berkata bahawa saya adalah lelaki yang lucu dan merupakan tipikal pria idamannya dengan rambut gondrong, badan tinggi, dan pemalu. Serta ia pun berkata bahwa saya mirip dengan mantan kekasih Milia yang telah pergi meninggalkannya untuk sekolah di Indian Institute of Technology Guwahati, Guwahati, India. Milia pun mengungkapkan cintanya kepada saya untuk menjadi kekasih.
Saya pun terkaget karena wanita yang baru saya kenal pada hari itu langsung mengutarakan cintanya kepada saya. Lalu saya pun dengan tegas menolaknya dan berkata bahwa saya telah memiliki seorang kekasih bernama Fana. Milia pun tak memperdulikan hal itu dan ia pun semakin memegang erat tangan saya di hadapan pengunjung yang sedang makan dan semua orang yang memperhatikan kita. Saya pun melepas tangannya dan mencoba meninggalkannya dan ia pun terdiam menahan sedih. Pada saat saya hendak berjalan meninggalkannya ia pun menangis dan beranjak pergi dari restoran tersebut. Saya pun diam-diam memperhatikan gerak-geriknya dan ternyata Milia pun kembali ke parkiran dan menaiki mobil Vios berwarna silver bersama supir pribadinya dengan raut muka sedih. Saya pun merasa bersalah dan bergegas kembali pulang. Di jalan saya pun memikirkan hal yang tadi siang saya alami.
Cerita ini adalah cerita laiknya sinetron yang pernah saya alami dan menurut saya merupakan hal terunik dalam hidup saya. Bahkan sampai saat ini kisah aneh laiknya sinetron tersebut masih belum dapat dihilangkan dari benak pikiran saya.
Mungkinkah Tuhan menguji kesetiaan saya? Disatu sisi saya kasihan melihat wanita menangis, tetapi wanita itu bukan siapa-siapa saya dan bahkan baru di kenal. Sedangkan wanita yang ada di kehidupan saya adalah wanita yang sudah bersama saya selama 4 tahun dan tak dapat saya akhiri hubungan dengan begitu saja, karena belum tentu wanita yang baru saya kenal itu lebih baik dari pacar saya. Semoga apa yang menjadi pilihan saya tidak salah.
Untuk pacar saya, saya meminta maaf sedalam-dalamnya karena saya tidak bermaksud mencari wanita lain, tetapi hanya untuk mencari dan memperbanyak teman, tidak lebih dari itu. Saya pun tidak pernah berharap akan terjadi hal demikian. Itu semua adalah rahasia Tuhan.
Saya pun menulis cerita ini semata-mata untuk penambahan tugas Softskil dalam pemenuhan nilai mata kuliah Bahasa Indonesia 1.


Created by : Rachman Andriansyah

                                                                                                          15110495 / 3KA17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar