Awal
cerita ini di mulai ketika saya berjalan pada akhir pekan di sebuah pusat perbelanjaan
di sudut ibu kota. Tujuan saya di pusat perbelanjaan itu ialah untuk menuju toko
buku. Saya adalah seorang yang sangat menggemari benda yang bernama ‘buku’.
Bagi saya buku adalah jendela kehidupan dimana dalam buku apapun jenisnya
terdapat pengetahuan atau inspirasi yang biasa saya dapatkan. Walaupun tak
dapat di pungkiri di umur saya yang telah beranjak 22 tahun ini dan sudah memasuki
usia dewasa, saya masih menggemari buku komik. Tapi biarpun komik merupakan
buku favorit saya tetapi mata saya pun selalu pada buku yang menurut saya dapat
memberikan saya inspirasi dalam hidup ini sebut saja buku berbau politik,
sejarah, keagamaan, novel, kumpulan humor, kumpulan puisi, majalah, tabloid,
arkeologi, tokoh nasional, tokoh revolusi, filsafat, dan sebagainya.
Pada
saat saya hendak mengambil buku yang hendak saya beli, mata saya pun tertuju
pada suatu gadis berparas cantik, rambut lurus, mata bulat dan berhidung
mancung yang hendak mengembalikan buku pada tempat yang paling atas. Saya pun
menghampiri gadis itu dan membantunya mengembalikan bukunya di tempat paling
atas. Ia pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya dan langsung
bergegas pergi dengan muka tersipu dan tersenyum. Saya pun kembali mencari buku
yang hendak saya beli.
Ketika
saya hendak membayar buku yang saya beli, saya pun berpapasan kembali dengan
gadis itu. Kami pun saling berpandangan dan ia pun melontarkan senyum indahnya kepada
saya. Saya pun menyuruhnya membayar terlebih dahulu dan ia pun menyuruh saya
pula untuk membayar terlebih dahulu. Namun pada akhirnya ialah yang membayar terlebih
dahulu. Setelah ia membayar barulah saya yang membayar buku saya.
Ketika
hendak keluar saya pun melihat gadis itu menunggu saya di depan toko buku. Ia
pun menyapa saya dan mengajak saya berkenalan. Kami pun berkenalan dan setelah
saya ketahui wanita itu bernama Milia. Kami pun mengobrol dan berbincang
sembari berjalan menelusuri pusat perbelanjaan bersama. Setelah lama berjalan sambil
berbincang Milia pun mengajak saya masuk pada satu restoran dimana kami berdua
pun makan. Pada saat makan Milia pun tersenyum memandangi dan menatap saya dengan
sangat lama. Awalnya saya tidak merasa risih dengan senyumannya, tetapi lama kelaman
saya merasa ada yang janggal dengan senyumnya itu. Saya pun merasa resah dan
salah tingkah karena Milia menatap saya dengan sangat lama.
Pada
saat saya sedang asyik makan dengan spontan Milia pun membersihkan noda makanan
di wajah saya dengan menggunakan tissue. Sontak saya pun tergerak kaget bukan
kepalang karena wanita yang baru saya kenal sudah seperti orang yang sudah lama
mengenal saya. Saya pun terdiam menatap Milia dan ia pun membalas tatapan saya
dengan senyuman. Saya pun berinisiatif meninggalkannya karena ditakutkan ada
rasa-rasa yang membuat saya semakin ingin mengenalnya lebih dalam dari seorang
teman. Dan saya tidak ingin menyakiti perasaan kekasih saya. Pada akhirnya saya
pun hendak bergegas pulang dan ia pun memegang tangan saya dan menahan saya
agar tidak beranjak dari tempat dan menemaninya. Dengan tiba-tiba ia pun
berdiri dan berkata bahawa saya adalah lelaki yang lucu dan merupakan tipikal
pria idamannya dengan rambut gondrong, badan tinggi, dan pemalu. Serta ia pun
berkata bahwa saya mirip dengan mantan kekasih Milia yang telah pergi
meninggalkannya untuk sekolah di Indian Institute of Technology Guwahati,
Guwahati, India. Milia pun mengungkapkan cintanya kepada saya untuk menjadi
kekasih.
Saya
pun terkaget karena wanita yang baru saya kenal pada hari itu langsung
mengutarakan cintanya kepada saya. Lalu saya pun dengan tegas menolaknya dan
berkata bahwa saya telah memiliki seorang kekasih bernama Fana. Milia pun tak
memperdulikan hal itu dan ia pun semakin memegang erat tangan saya di hadapan
pengunjung yang sedang makan dan semua orang yang memperhatikan kita. Saya pun
melepas tangannya dan mencoba meninggalkannya dan ia pun terdiam menahan sedih.
Pada saat saya hendak berjalan meninggalkannya ia pun menangis dan beranjak pergi
dari restoran tersebut. Saya pun diam-diam memperhatikan gerak-geriknya dan
ternyata Milia pun kembali ke parkiran dan menaiki mobil Vios berwarna silver
bersama supir pribadinya dengan raut muka sedih. Saya pun merasa bersalah dan
bergegas kembali pulang. Di jalan saya pun memikirkan hal yang tadi siang saya
alami.
Cerita
ini adalah cerita laiknya sinetron yang pernah saya alami dan menurut saya
merupakan hal terunik dalam hidup saya. Bahkan sampai saat ini kisah aneh
laiknya sinetron tersebut masih belum dapat dihilangkan dari benak pikiran saya.
Mungkinkah
Tuhan menguji kesetiaan saya? Disatu sisi saya kasihan melihat wanita menangis,
tetapi wanita itu bukan siapa-siapa saya dan bahkan baru di kenal. Sedangkan
wanita yang ada di kehidupan saya adalah wanita yang sudah bersama saya selama
4 tahun dan tak dapat saya akhiri hubungan dengan begitu saja, karena belum
tentu wanita yang baru saya kenal itu lebih baik dari pacar saya. Semoga apa
yang menjadi pilihan saya tidak salah.
Untuk
pacar saya, saya meminta maaf sedalam-dalamnya karena saya tidak bermaksud
mencari wanita lain, tetapi hanya untuk mencari dan memperbanyak teman, tidak
lebih dari itu. Saya pun tidak pernah berharap akan terjadi hal demikian. Itu
semua adalah rahasia Tuhan.
Saya
pun menulis cerita ini semata-mata untuk penambahan tugas Softskil dalam
pemenuhan nilai mata kuliah Bahasa Indonesia 1.
Created by : Rachman
Andriansyah
15110495 / 3KA17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar