Rabu, 10 April 2013

Keributan Antara Persiwa dan Persisam

MEMALUKAN !!! itulah yang pantas terucap melihat apa yang terjadi dalam laga persiwa vs persisam Minggu, 4 April 2010 di stadion pendidikan wamena . Dalam laga tersebut peluhan suporter dan official persiwa secara membabi buta menyerang pemain - pemain persisam . Kejadian tersebut berawal ketika Di menit 75' saat skor masih 0-0, Persiwa mendapatkan pelanggaran di sektor kiri pertahanan Persisam Putra. Tendangan bebas yang dilakukan Imanuel Padwa mengarah ke sisi kiri dan menyentuh jala luar gawang Persisam yang dikawal Mukti Ali Raja. Namun, anehnya wasit melihat itu sebagai gol.

Pemain Persisam Putra pun melakukan protes keras dan mendatangi wasit. Saat sedang protes, puluhan dan kemudian ratusan suporter Persiwa masuk lapangan untuk mengejar pemain Persisam. Kejadian masuknya suporter Wamena itu berawal dari aksi John Banua (manajer Wamena) yang masuk lapangan untuk mengusir ofisial Persisam Putra, hingga akhirnya terjadi penyerangan tersebut.

Punggawa Pesut Mahakam pun tak bisa melakukan perlawanan berarti. Hal itu dikarena jumlah tim Persisam jauh lebih sedikit dibanding tim Persiwa. Apalagi Persiwa Wamena jelas mendapatkan dukungan penuh suporter mereka.

Nasib paling sengsara, diterima Choi Dong Soo yang mengalami luka robek pelipis kanan, kiri dan dahi, ia dipukuli lebih 10 orang di tengah lapangan. Hasilnya Choi pun harus rela kepalanya di jahit untuk menghentikan pendarahan.

Selain itu Danilo Fernando (robek di bibir), Akbar Rasyid (bengkak di dahi), Panggah Mardyantara (bengkak di kepala belakang) dan Ronald Fagundez (bengkak mata kanan) juga menjadi korban. Dengan kejadian ini, Akhirnya pertandingan dihentikan wasit Jerry Elly di menit 75' dan menyatakan Persisam Putra kalah 1-0.

Dari segi infrastruktur , kelayakan stadion pendidikan , home base persiwa sebenarnya tidak layak untuk menggelar laga ISL tapi anehnya PSSI seakan takut mempermasalahkan tim2 asal papua. Sudah saatnya Tindakan tegas diambil . Sportifitas dan fairplay sudah mati di wamena .Jangan berharap tim ISL memangkan laga di wamena . Sungguh Kampungan dan Biadab !!!

Analisis Saya : Alasan saya menampilkan ini di blog saya agar menyadarkan kepada supporter dan seluruh pecinta tanah bola di tanah air agar kita tetap menjunjung tinggi sportivitas. Kita boleh mencintai sepak bola tetapi tidak boleh kecintaan kita kepada sepak bola itu melebihi batasan-batasannya seperti mencederai sportivitas, mencederai lawan, melakukan penyerangan bertubi-tubi seperti yang dilakukan official Persiwa Wamena. Seperti halnya tokoh persepakbolaan tanah air idola saya Bambang Pamungkas berkata Sepak bola itu adalah menghargai kawan, menghargai lawan, menghargai wasit, menghargai supporter dan yang terpenting menghargai arti permainan sepak bola itu sendiri. Semoga untuk kedepannya persepakbolaan Indonesia semakin lebih baik lagi dan semoga untuk tayangan live di wilayah Indonesia bagian Timur dapat ditayangkan secara live agar tidak ada hal – hal buruk yang terjadi lagi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar