TUGAS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Nama
: Rachman Andriansyah
NPM
: 15110495
Kelas
: 1KA23 (3KA17)
Jurusan
: S1 – Sistem Informasi
Fakultas
: Ilmu Komputer
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen
: Erni Karyati
Tugas :
Menulis Makalah Tentang Broken Home
BROKEN
HOME DALAM KEHIDUPAN REMAJA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,
Pertama-
tama dengan tulus, ikhlas dan ridho saya panjatkan Puji syukur ke hadirat Allah
SWT, karena berkat Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya akhirnya saya dapat
menyelesaikan Tugas Pendidikan Kewarganegaraan dengan tema Makalah Tentang
Broken Home Dalam Kehidupan Remaja.
Dewasa
ini dengan kemajuan zaman yang semakin maju, gaya hidup pun menuntut kita untuk
lebih maju. Pola hidup kita warga Negara Timur pun mulai di tinggalkan dan pola
hidup Negara Barat pun perlahan masuk kedalam Negara kita.
Dan
tak sedikit juga orang tua yang mengikuti gaya hidup dengan berpisah dan
menelantarkan anak, karena apabila di Negara luar seperti Amerika, umur 13
tahun sudah di bebaskan dan di anggap dewasa oleh orang tua dan kurang di
perhatikan.
Tak
hanya itu penyebab Broken Home selain di telantarkan kedua orang tua juga,
ketidak dewasaan kedua orang tua dalam menghadapi masalah hingga berujung
perceraian dan perpisahan. Karena kurang di perhatikan kebanyakan anak
mencari-cari kasih sayang dengan berbagai macam cara. Tak hanya mencari
perhatian kebanyakan dari anak yang ditelantarkan oleh orang tua cenderung
berperilaku nakal, mudah menyerah dan putus asa, mengalami depresi, lari menuju
seks bebas dan menggunakan obat-obatan terlarang
Oleh karena itu sebagai orang tua hendaknya kita
menjadikan anak sebagai Anugerah, Kebahagiaan dan penerus keturunan kita yang
harus di jaga, di sayangai, dan di cintai sepenuh hati. Hilangkan ego
masing-masing demi masa depan dan kebahagiaan sang anak.
Semoga
dalam tugas yang tidak terlalu banyak ini para pembaca mendapatkan informasi yang
penting dan bermanfaat bagi kita semua. Dan apabila dalam penyajian makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, penulis dengan terbuka menerima kritik,
saran, dan masukkan agar untuk lebih ke depannya makalah ini menjadi lebih
baik.
Wassalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,
Bogor,
Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang anak tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Tetapi, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah contohnya seperti : mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain, dan lain-lain.
Oleh sebab dari itu kita sebagai orang tua hendaknya
menyingirkan ego masing-masing. Luangkan waktu untuk anak walau hanya sebentar,
buang semua pertikaian, perkelahian, dan perselisihan. Lalu bersatu untuk
menjaga, menyayangi, dan merawat anak. Karena anak adalah titipan Tuhan yang
nanti akan di pertanggung jawabkan kembali oleh Sang Tuhan.
Maka
dari itu berikanlah rasa aman kepada anak kita. Mari kita jaga, rawat, dan
sayangilah anak kita, serta perhatikan terus perkembangannya agar nanti anak
kita kelak menjadi kebanggaan kita, menjadi kebanggan keluarga kita, menjadi
kebanggan Nusa, Bangsa dan Negara kita dan anak kita pun menjadikan kita
sebagai orang tua terhebat dalam hidupnya.
1.2 Tujuan Penyusunan
Makalah
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
dalam penambahan nilai Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan dosen Ibu
Erni Karyati.
Dan
tujuan lainnya penulisan makalah ini adalah agar menyadarkan orang tua betapa
pentingnya masa depan anak dan menyadarkan kepada semua orang tua agar selalu
memperhatikan kehidupan anak. Lalu mengingatkan kepada semua orang tua agar
tidak menghancurkan kehidupan anak karena anak adalah titipan Tuhan dan
penyempurna kehidupan kita yang harus kita jaga, rawat, cintai, dan berikan
kasih sayang seutuhnya dan selayaknya.
1.3 Perumusan Masalah
1. Pengertian tentang
Remaja?
2. Pengertian tentang Broken
Home?
3. Dampak Broken Home
dalam Perkembangan Remaja seperti apa?
4. Gangguan Kejiwaan Pada Seorang Broken Home
seperti apa?
5.
Realita Remaja yang Mengalami Broken Home seperti apa?
6.
Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home seperti apa?
7. Apa saja Faktor-faktor
Penyebab Broken Home?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak
tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Jika ditarik kesimpulan remaja
adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari
aspek fisik, psikis dan sosial.
Masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa Remaja
merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari
ana-anak menuju masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
2.2 Pengertian Broken Home
Broken
Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari
orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan
susah diatur.
Broken
home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang
mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken
home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap
seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran
dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada
teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam
ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar
dan mau berprestasi.
2.3 Dampak Broken Home
dalam Perkembangan Remaja
2.3.1 Perkembangan Emosi
Emosi
merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat
dilihat dari reaksi wajah, ekspersi mimik wajah, dan tubuh. Perceraian adalah hal
yang harus dihindari, agar emosi anak tidak terganggu karena perceraian
pengalaman tramatis bagi anak.
Perceraian membuat anak
membuat tempramen anak menjadi lebih hebat. Anak yang kebutuhannya kurang
dipenuhi oleh orang tua emosinya menjadi sangat mudah terpancing. Anak yang
dulunya pendiam bisa saja sekarang menjadi keras, kasar, bertempramen tinggi.
Lalu bisa saja anak tersebut menjadi murung dan sedikit-sedikit marah serta
menjadi pemalas. Kemudian perkembangan emosi membuat ketidakstabilan emosi
anak, karena anak tersebut dapat dengan tiba-tiba meledak emosinya dan menjadi
lebih kasar dan keras.
2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja
Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang
berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat. Dampak keluarga Broken
Home terhadap perkembangan sosial remaja adalah sebagai berikut: Perceraian orang
tua menyebabkan ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan dan kedudukannya, Anak
sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai
ayah berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka
sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif
dan genit.
2.3.3 Perkembangan Kepribadian
Perceraian
dan Kesibukan kedua orang tua ternyata member efek kurang baik terhadap
perkembangan keribadian sang anak. Seorang anak yang mengalami broken home
lebih cenderung memiliki ciri-ciri:
-
Berprilaku nakal
-
Mudah menyerah dan gampang mengalami
keputus asaan
-
Hidupnya terasa hampa
-
Mengalami depresi
-
Melakukan hubungan seks bebas
-
Menggunakan obat-obatan terlarang
2.3.4 Sikap Negatif
Akibat Broken Home
Berikut adalah Sikap
negatif dalam menghadapi Broken Home :
- Denial: Si anak sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya. Padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari orang lain yang dapat membimbing dalam kebenaran.
- Shame : Si anak dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”.
- Guilt : Si anak merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa “koq saya tidak dapat berbuat apa apa sih”.
- Anger : Si anak akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih” .
- Iini secure : Si anak merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai.
- Denial: Si anak sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya. Padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari orang lain yang dapat membimbing dalam kebenaran.
- Shame : Si anak dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”.
- Guilt : Si anak merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa “koq saya tidak dapat berbuat apa apa sih”.
- Anger : Si anak akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih” .
- Iini secure : Si anak merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai.
2.3.5 Dampak Positif Akibat Broken Home
Selain
dampak Negatif yang disebabkan anak yang broken home teradapat juga dampak
positif. Adapun dampak positif akibat broken home antar lain :
-
Menjadikan seseorang mendekatkan diri
kepada Tuhan
-
Menjadikan seseorang itu dewasa dalam
berfikir
-
Dapat menarik kesimpulan dan selalu
berfikir positif atas takdir yang ia terima
-
Tetap menjaga diri dan selalu memegang
teguh kebenaran
-
Dapat mengambil hikmah dari masalah
tersebut
2.3.6 Efek Kehidupan Seorang Broken Home
Efek efek kehidupan seseorang broken home adalah
sebagai berikut :
1. Academic problem: Seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat untuk berprestasi.
2. Behavioural problem: Mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran, daln lainnya.
3. Sexual problem: Krisis kasih sayang yang didaptkan akhirnya membuat ia coba tutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
4. Spritual problem: Mereka kehilangan father’s figure sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
1. Academic problem: Seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat untuk berprestasi.
2. Behavioural problem: Mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran, daln lainnya.
3. Sexual problem: Krisis kasih sayang yang didaptkan akhirnya membuat ia coba tutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
4. Spritual problem: Mereka kehilangan father’s figure sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
2.4 Gangguan Kejiwaan Pada Seorang Broken Home
Adapun Gangguan kejiwaan pada seorang Broken Home
meliputi sebagai berikut :
1. Broken Heart : Si anak merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si anak tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan tante girang, tertarik dengan isteri orang, atau suami orang dan lainnya
2. Broken Relation : Si anak merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si anak menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.
3. Broken Values : Si anak kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.
1. Broken Heart : Si anak merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si anak tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan tante girang, tertarik dengan isteri orang, atau suami orang dan lainnya
2. Broken Relation : Si anak merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si anak menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.
3. Broken Values : Si anak kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.
2.5 Realita Remaja yang
Mengalami Broken Home
Penyebab
broken home yang biasanya disebabkan karena perceraian, permasalahan keluarga,
dan lain-lain.
Biasa
remaja yang mengalami broken home lebih cenderung melarikan diri menuju hal
yang negatif, seperti terjerumus ke dalam narkoba, sex bebas, cenderung lebih
menutup diri, tidak bergairah dalam menjalani hidup, dan lainnya, akan tetapi
ada pula yang justru lari ke arah yang
lebih positif seperti menjadi lebih dewasa terutama dalam pola pikir,
menjadikan ajang pendekatan kepada Tuhan, dapat menjadi seorang yang dewasa dan
dapat mengambil hikmah dari masalah tersebut.
2.6 Solusi Terhadap
Remaja Broken Home Agar Meminimalisir Dampak Negatif
2.6.1 Berbasis
Pendidikan Formal
Hendaknya remaja yang mengalami broken home harus
memperbanyak ilmu dengan giat dan sungguh-sungguh sebagai motivasi karena agar
kelak ketika ia dewasa nanti dengan ilmu yang bermanfaat ia dapat menentukan
mana yang baik untuk keluarganya dan mana yang buruk untuk keluarganya kelak. Selain
itu remaja tersebut harus memperbanyak ilmu seperti belajar di sekolah –
sekolah, institute – institute, tempat kursus dan lainnya. Tak hanya sekolah
dan tempat kursus, Institute pendidikan juga memiliki peran penting dalam
memperbaiki pola pikir dan sikap seseorang. Karena itu pendidikan formal harus
berjalan maksimal.
2.6.2 Berbasis
Masyarakat atau Sosial
Masyarakat
secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara dua orang
atau orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka
waktu tertentu. Atau bisa disebut juga tempat dimana orang-orang
dengan berbagai latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan berbasis masyarakat
ini diharapkan dapat menggugah, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk sadar,
peduli, dan aktif terhadap remaja yang mengalami broken home.
2.7 Faktor-faktor penyebab Broken home
Adapun faktor-faktor penyebab Broken home adalah :
- Permasalahan keluarga yang telah lama memuncak
- Perang dingin dalam keluarga
- Terjadinya perceraian
kedua orang tua
- Ketidakdewasaan sikap
orang tua
- Perkelahian orang tua
didepan anak
- Orang tua yang kurang
memiliki rasa tanggung jawab
- Jauh dari Tuhan,
sehingga masalah tidak diserahkan kepada Tuhan
- Adanya permasalahan ekonomi
dalam keluarga
- Hilangnya kehangatan
dalam keluarga
- Adanya Masalah
Pendidikan
2.8 Pasal Tentang Perlindungan Anak
Sebagai orang tua wajib untuk
memberikan perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan dan penganiayaan.
Hal ini juga sesuai dengan pengaturan Pasal
13 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (“UU Perlindungan
Anak”) yang menyatakan bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang
tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan,
berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi,
baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman,
kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan;
dan
f. perlakuan
salah lainnya.
Sedangkan, mengenai
pasal-pasal yang dapat dikenakan kepada pelaku penganiayaan anak dapat
kita temui dalam:
- Pasal
penganiayaan ringan sesuai Pasal 351
jo. 352 KUHP, dan
- Pasal 80 ayat (1) UU Perlindungan Anak.
Selain itu, ketentuan Pasal 80 ayat (1) UU Perlindungan Anak
juga sudah secara khusus mengatur tentang penganiayaan terhadap anak, dengan
menyatakan:
“Setiap orang yang
melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).”
Maka terhadap pelaku pemukulan terhadap anak anda
tersebut juga dapat dikenakan pemidanaan atas dasar Pasal 80 ayat (1) UU
Perlindungan Anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa dimana seorang sedang
mengalami peralihan karena ia akan menginjak dewasa. Remaja berada dalam masa
peralihan. Dalam masa peralihan itu remaja sedang mencari jati dirinya. Dan
dalam proses perkembangan itu remaja membutuhkan perhatian dan bantuan dari
orang – orang terdekat terutama orang tua. Oleh karena itu kepada seluruh orang
tua agar memperhatikan perkembangan anak dan tak hanya mementingkan egonya
masing – masing setelah berpisah dan bercerai. Karena sesungguhnya setiap anak
selalu membutuhkan dukungan, masukan, motivasi dan kasih sayang lengkap dan
seutuhnya dari kedua orang tuanya.
3.2 Rekomendasi
Bagi para orang tua anak adalah titipan Tuhan dan sudah
selayaknya untuk di rawat, di jaga dan di didik menjadi pribadi yang shalih dan
bertanggung jawab. Namun, apabila orang tua yang seharusnya merawat, menjaga
dan mendidik titipan Tuhan dengan baik dan penuh kasih sayang malah melakukan
hal sebaliknya menelantarkan dan mengabaikannya niscaya azab Tuhan pun menanti.
SUMBER DAN REFERENSI
Analisis Saya : Tugas
ini adalah tugas makalah tentang Broken Home dalam Kehidupan Remaja pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun saya mendapatkan mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan ini pada semester 5. Sebetulnya
mata kuliah ini didapat pada semester 1, akan tetapi saya pun berhalangan hadir
pada saat UTS dan langsung mendapat nilai E dan tidak lulus. Maka pada semester
5 (ganjil) ini saya mengulang Pendidikan Kewarganegaraan dengan dosen yang sama
pada semester 1 lalu ibu Erni Karyati. Dalam makalah ini sengaja saya tidak memasukkan daftar isinya, dan membuat dengan tidak teratur sesuai halamannya, hanya menggunakan enter. Oleh, sebab itu apabila ada yang ingin mengetahui lebih tentang makalah ini dapat menghubungi saya atau berkomentar di bawahnya. Apabila dalam Makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan saya menerima dengan terbuka koreksinya. Dan semoga
dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.
10
kita juga punya nih artikel mengenai 'Remaja', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3508/1/JURNAL_10505094_1.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat ...................
BalasHapusbisnistiket.co.id